Kemanapun ia menekan gas mobil pasti akan berhadapan dengan kemacetan Ibu Kota Jakarta, begitulah pekerjaan Sugiman sebagai supir pribadi. Bekerja dari pagi hari hingga matahari terbenam membuat fisik dan pikirannya terkuras. Hari Sabtu dan Minggu merupakan hari dimana Sugiman memanfaatkan waktunya untuk beristirahat dan bertemu keluarganya karena pada saat hari kerja ia harus tinggal di Jakarta Selatan karena tuntutan pekerjaannya. Namun waktu istirahatnya terkadang harus ia korbankan untuk membantu istri dan bersenang-senang dengan kedua buah hatinya. Kegiatan yang rutin ia lakukan bersama anaknya adalah bermain bola karena kedua anaknya adalah laki-laki. Mereka biasa bermain di Lapangan Bola sebuah SMK dekat rumahnya.
Memang sudah hobbi dari sejak mudanya pria berumur 53 tahun ini bermain bola. Sehingga anak-anaknya pun tidak lepas dari hobbi sang ayah. Pada saat sedang bermain dengan kedua buah hatinya, Pak Giman begitu biasa ia dipanggil, selalu mengajarkan anak-anaknya trik-trik yang ia tahu saat bermain bola. "Kalo sama anak-anak ya ngajarin cara main bola. Kadang gantian saya jadi yang nendang, Ilham jadi keepernya" jelas Pak Giman. Selain itu, ia juga sering ke tempat berenang umum dekat rumahnya di Ciputat. "Anak-anak suka banget kalo main air. Asik gitu" lanjut ceritanya. Pengalaman bermain air yang mengesankan bagi Pak Giman dan keluarganya adalah pada saat mereka mengunjungi salah satu tempat bermain air di Taman Mini Indonesia Indah.
Memang sudah berkali-kali Pak Giman dengan keluarganya ke TMII, tidak hanya sekedar piknik biasa, menurutnya di TMII ia bisa mengedukasi anak-anaknya dengan mengunjungi taman bunga, taman burung dan beberapa tempat lainnya. "Di Taman Mini banyak tempat jadi bisa kemana-mana sambil ngajarin anak-anak" ceritanya dengan seru. Bagi Pak Giman, atraksi kereta gantung yang dimiliki oleh Taman Mini merupakan salah satu atraksi yang di sukai oleh anak-anaknya. "Pas naik kereta gantung bisa liat pulau-pulau. Asik gitu loh. Yang penting anak seneng". Untuk mencapai Taman Mini, Pak Giman dan keluarga harus naik turun kendaraan sebanyak tiga kali. Baginya dengan naik kendaraan umum, pengeluarannya sangat besar. Impiannya suatu hari, ia sudah tidak perlu menggunakan kendaraan umum melainkan kendaraan pribadinya yaitu motor. "Pinginnya nanti Rizki bonceng Ilham terus saya bonceng Mba Mayang. Jadi bisa ngehemat pengeluaran mba" ungkapnya.
Selain TMII, Pak Giman dan keluarga juga sering pergi ke Kebun Raya Bogor pada saat liburan anak sekolah. Hanya dengan kereta, mereka sudah sampai ke Bogor. Walaupun di Bogor hanya mengunjungi Kebun Raya, waktu yang ia habiskan bersama keluarganya sangat mengesankan. Baginya tidak ada lagi yang dapat membuatnya bahagia kecuali waktu bersama keluarga kecilnya.
Pria yang sudah tinggal di Jakarta sejak tahun 1993 ini, memang sudah sering menngunjungi Monas pada masa mudanya. Tidak hanya bersama teman-temannya dulu, ia juga menghabiskan waktunya di Monas dengan wanita idamannya yang sekarang menjadi istrinya. Walaupun baginya tidak ada kisah-kisah yang mengesankan. "Ngapain ya? Biasa aja ah mba, paling cuman jajan makanan terus ngobrol-ngobrol" ceritanya sambil tertawa. Beda halnya ketika bersama dengan anak-anaknya sekarang. "Kalo sama anak-anak, main layangan, terus ke museum yang ada di Monas, naik ke puncak Monas, liat Jakarta dari atas. Asik gitu loh" cerita Pak Giman.
Karena sudah berkeluarga keinginannya untuk membuat keluarganya bahagia belum saja tercukupi. Keinginan Pak Giman untuk membawa seluruh keluarganya ke Jakarta Fair dan Dufan belum tercapai. "Pingin banget bawa anak-anak ke Jakarta Fair, walaupun saya udah tau, saya pingin anak saya juga tau apasih Jakarta Fair" jelasnya sambil meneguk secangkir teh hangat. Kendala yang ia hadapi saat ini adalah mahalnya biaya masuk ke Jakarta Fair dan lokasinya yang terlalu jauh. "Dulu pas masih di Monas saya pernah dateng. Saya sampe terheran-heran Jakarta Fair bagus banget. Ya makanya saya pingin bawa Ilham sama Rizki kesana". Begitu juga dengan Dufan, karena biaya masuknya yang cukup mahal, tidak memungkinkan Pak Giman untuk membawa istri dan anak-anaknya kesana. "Masuk Ancolnya udah bayar, terus masuk Dufannya bayar lagi. Belom lagi pas sampe Dufannya buat jajan-jajan. Ya palingan cuman keliling komplek Ancol sama main di pantainya itupun juga jarang-jarang" cerita Pak Giman.
Pengalaman saat masih mudanya yang tidak pernah ia lupakan adalah pada saat ia mengunjungi pameran pesawat terbang di Bandara Soekarno-Hatta. Baginya pameran itu sangat membuatnya terheran-heran dengan atraksi-atraksi pesawat terbang yang bisa berputar-putar yang tidak selayaknya sebuah pesawat melakukan hal seperti itu dan sebuah pesawat bisa mengeluarkan asap yang begitu tebal di langit. Namun, sayangnya acara tersebut sudah tidak ada lagi baginya. Padahal jika setiap tahunnya ada, ia ingin mengajak anak-anaknya ke pamerah tersebut.