Monday, 29 September 2014

A Man of Leisure No. 8 #JakartaReposeProject


Pria yang sudah 7 tahun tidak bekerja kantoran ini biasa menghabiskan waktu luangnya berolahraga. Olahraga yang sering ia lakukan adalah tennis. "Kebetulan rumah saya deket nih sama lapangan tennis, jadi udah rutinitas setiap pagi main tennis" jelasnya. Bukan hanya karena rumahnya saja yang dekat dengan lapangan tennis, namun pada saat masih bekerja pun ia bersama teman-teman instasinya atau teman-teman klub tennis sudah sering berolah raga. Baginya pengalaman yang paling mengesankan pada saat melakukan hobbinya tersebut adalah pada saat memenangkan pertandingan karena baginya di dalam pertandingan tersebut ada kebersamaan dan kekompakkan yang tidak bisa tergantingan dengan apapun.

Pria yang sudah memiliki tiga anak ini, biasa menghabiskan waktu luangnya pada hari sabtu minggu ke tempat renang seperti di Citos, Gelanggang Olah Raga di Jakarta Timur dan Gelanggang Remaja di Ragunan. "Karena anak saya yang paling kecil itu suka banget main air, saya juga hobbi sih berenang" jelas Bapak Udin sambil mengunyah cemilan yang disediakan. Selain itu, ia juga cukup sering ke Mal untuk berbelanja atau mencari hiburan saja. Walaupun tidak selalu Mal dengan alasan bahwa jika di Mal ia lebih konsumtif dan ada pandangan-pandangan di agamanya yang bisa merusak imannya.

Bagi pria yang tingal di Jakarta Selatan ini merasa waktu luang yang ia habiskan dengan keluarganya ia gunakan untuk menghilangkan rasa jenuh istrinya dan anaknya. "soalnya istri dari senin sampai jumat, kegiatannya hanya dapur, urus anak" jelasnya. Dengan mengajak istri dan anaknya pergi ke tempat rekreasi sudah memberikan kebahagian bagi dirinya sendiri beserta anak dan istrinya. 

Menurutnya maraknya pembangunan Mal di Jakarta, kasihan pasar tradisionalnya. Ia memberikan contoh Mal yang dekat dengan rumahnya yaitu Pejaten Village. "Itu kan Pejaten Village berdekatan dengan Pasar Minggu jadi berpengaruh" jelas Bapak Udin. Kelebihan Mal yang nyaman dengan penyejuk ruangan dan semua harga nett tidak ada tawar menawar. "Saya lebih seneng belanja di Mal di banding di Pasar Tradisional, soalnya saya enggak bisa nawar" ceritanya dengan tertawa. Baginya kedua tempat tersebut ada kelebihan dan keunikannya masing-masing.

"PRJ yang sekarang udah seperti Mal" ungkap pria asli betawi ini. Baginya PRJ atau Pekan Raya Jakarta merupakan ulang tahun suku betawi. Namun perayaan tersebut sudah seperti pada saat dulu ia mengunjungi PRJ. Baginya PRJ saat ini sudah seperti Mal karena sudah tidak ada hiburan rakyatnya, pertunjukan budaya-budaya jakartanya. Saat ini, yang ia lihat hanya diisi dengan pameran motor, mobil sampai jualan ban. Sudah tidak ada unsur pendidikannya. Pendapat Bapak Udin, begitu biasa ia di panggil, dulu banyak penampilan tarian daerah dan makanan khas betawi. Beberapa penjelasan diatas merupakan alasan-alasan mengapa Bapak Udin sudah tidak pernah lagi mengunjungi Jakarta Fair.

Bagi pria yang rata-rata pengeluarannya 400 ribu ini tempat rekreasi yang murah meriah merupakan pilihan utamanya untuk menghabiskan waktu luang dengan keluarga kecilnya. Tempat favoritnya untuk menghabiskan waktu-waktunya adalah Kebun Binatang Ragunan. "Ragunan kalo bukan liburan hari raya atau libur anak sekolah itu enak banget buat main bola. Kalo disana saya enggak jajan dek, saya bawa makanan dirumah, gelar tiker. Kenikmatannya disitu" ceritanya. Selain itu, KB Ragunan juga mengalami peningkatan dari segi fasilitas-fasilitasnya. Sekarang bisa sepedahan, ada penyewa sepedanya juga. Namun di balik fasilitas-fasilitasnya yang lebih baik, perawatan di binatangnya malah semakin menurun. "Saya kurang tau sih apa karena makanannya yang mahal atau apa, tapi kasian liat binatang-binatangnya seperti kurang terurus" jelas Bapak Udin.

No comments:

Post a Comment