Waktu luang merupakan waktu buat diri lo sendiri merupakan pendapat Sebastian, mahasiswa Universitas Indonesia. Setiap harinya ia selalu pergi ke tempat gym pada saat tidak ada jadwal kuliah atau selesai jam kampus. Walaupun waktu yang dimilikinya sebagai mahasiswa tidak banyak karena kesibukan-kesibukannya seperti mengerjakan tugas kampus aktif di kegiatan kampus tidak membuatnya untuk meninggalkan hobbinya tersebut. "Gue tuh dari kecil emang udah suka olah raga, jadi kalo sehari enggak ada olah raganya tuh jadi kayak ada yang kurang" ceritanya. Baginya dengan nge-gym tidak hanya menyegarkan badannya saja tapi juga menyegarkan fikirannya dari kegiatan-kegiatan kampus yang baginya harus dikurangi.
Bagi pria berumur 21tahun ini, tidak suka suasana yang bising dan ramai. Sehingga ia tidak begitu menyukai Mal. "Gue lebih prefer tempat yang sepi, jadi bisa gue abisin buat diri gue sendiri ya contohnya tempat gym". Atas alasan itulah, ia selalu mengunjungi tempat gym yang berada di luar Mal. Begitu juga pada saat ia sedang menghabiskan waktu luangnya dengan teman-temannya, ia lebih suka menghabiskannya di Cafe atau Bar. "Kalo ketemu temen ngapain sih? Palingan cuman ngobrol, makan minum, udah. Itu aja palingan kegiatannya" jelasnya.
Menurut pria yang bertempat tinggal di Jakarta Pusat ini, Jarak dari rumahnya ke kampus cukup jauh. Ditambah lagi dengan kemacetan yang ada di Ibu Kota Jakarta menambah waktu yang harus ditempuhnya semakin lama. "Sekarang dimana-mana macet. Ya orang jakarta ngabisin waktunya kalo enggak di jalan ya di Mal" pendapatnya. Karena kemacetan tersebutlah yang membuat orang Jakarta menghabiskan waktu luangnya di Mal karena apa yang mereka perlukan, inginkan, ada semua di Mal. "Hiburannya ya cuman Mal" kata Sebastian.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi ini baru saja menghabiskan waktu liburnya di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Baginya liburan tersebut sangat mengesankan. "Kita tuh butuh banget refreshing. Keluar dari suasana Jakarta yang rame banget" ceritanya dengan bersemangat. Walaupun di Lombok hanya duduk-duduk di pantai dan berbincang-bincang dengan teman kegiatan tersebut dapat membuatnya terkesan dengan suasana Lombok. "Lombok itu punya suasana alam yang udah jelas beda banget sama Jakarta, pantainya masih bersih" lanjutnya. Beda halnya dengan pantai yang ada di Jakarta, Ancol. Baginya, Ancol itu sudah rapih, namun untuk bisa menikmatinya harus membayar tiket masuk sedangkan di Lombok ia bebas ingin ke pantai mana saja. Selain itu, Ancol juga sudah tidak seperti pantai baginya, karena banyaknya bangunan-bangunan tinggi disekitar Ancol sehingga kesan pantai pun sudah mulai hilang.
Menurut pria yang bertempat tinggal di Jakarta Pusat ini, Jarak dari rumahnya ke kampus cukup jauh. Ditambah lagi dengan kemacetan yang ada di Ibu Kota Jakarta menambah waktu yang harus ditempuhnya semakin lama. "Sekarang dimana-mana macet. Ya orang jakarta ngabisin waktunya kalo enggak di jalan ya di Mal" pendapatnya. Karena kemacetan tersebutlah yang membuat orang Jakarta menghabiskan waktu luangnya di Mal karena apa yang mereka perlukan, inginkan, ada semua di Mal. "Hiburannya ya cuman Mal" kata Sebastian.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi ini baru saja menghabiskan waktu liburnya di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Baginya liburan tersebut sangat mengesankan. "Kita tuh butuh banget refreshing. Keluar dari suasana Jakarta yang rame banget" ceritanya dengan bersemangat. Walaupun di Lombok hanya duduk-duduk di pantai dan berbincang-bincang dengan teman kegiatan tersebut dapat membuatnya terkesan dengan suasana Lombok. "Lombok itu punya suasana alam yang udah jelas beda banget sama Jakarta, pantainya masih bersih" lanjutnya. Beda halnya dengan pantai yang ada di Jakarta, Ancol. Baginya, Ancol itu sudah rapih, namun untuk bisa menikmatinya harus membayar tiket masuk sedangkan di Lombok ia bebas ingin ke pantai mana saja. Selain itu, Ancol juga sudah tidak seperti pantai baginya, karena banyaknya bangunan-bangunan tinggi disekitar Ancol sehingga kesan pantai pun sudah mulai hilang.
No comments:
Post a Comment