Friday, 26 September 2014

A Man of Leisure No. 4 #JakartaReposeProject



Dikesibukannya di hari kerja, tidak membuatnya merasa lelah untuk melakukan salah satu hobbinya yaitu bermain golf. Utiek Abdurrachman yang biasa dipanggil dengan Utiek ini sudah menggeluti golf dari tahun 2000. Setiap minggunya pasti ia dengan teman satu groupnya selalu latihan golf. Karena ketekunannya, pada tahun 2001, ia mendapatkan juara pada Indonesia Amateur Master. "Waktu itu ikut karena diajak pelatih saya untuk ikut karena dia lihat main saya yang konsisten dan berpotensial jadi juara" ceritanya. Tidak hanya memenangkan Indonesia Amateur Master, ia juga sering memenangi turnament dan yang paling mengesankan bagi wanita berumur 53 tahun ini adalah pada saat ia melakukan hole in one.

 Menurut Ibu Utiek, olah raga gol adalah olah raga yang melatih ia dalam mengontrol diri sendiri. "Yang kita lawan adalah diri sendiri. Bukan teman kita. Semakin tidak bisa nguasain emosi kita, main kita semakin jelek. Makin kita mau ngalahin orang lain, main kita makin jelek. Tapi pada saat mainnya relax, kita main apa adanya, enggak mikirin orang lain, enggak mikirin musuh, malah mainnya bagus" jelasnya.


Wanita yang sudah memiliki satu orang anak ini, selain berolah raga, juga sering berkumpul dengan teman seprofesi dan teman-teman alumni semasa kuliah dan SMA. Makan dan saling bertukang pendapat merupakan kegiatan yang biasa ia lakukan saat berkumpul. Namun, satu hal berbeda dari kegiatan antara teman seprofesi dan teman alumninya adalah ia cukup sering tour dan mengikuti kongres dan seminar dengan teman seprofesinya sedangkan dengan teman alumni, mereka suka memnonton konser jazz seperti JakJazz dan Java Jazz.

Ibu notaris ini merasa, tempat umum seperti taman kota di Jakarta sudah mulai berkembang. Seperti di Barito, depan Mal Taman Anggrek, Blok M dan Pluit. Namun, hal tersebut masih belum sebanding dengan maraknya Mal-Mal yang ada di Jakarta. "Mal di Jakarta terlalu banyak dan tempatnya berdekatan terus kurang diatur tata ruangnya, jadi sering mengakibatkan flow lalu lintas yang terhambat" jelasnya. Hal tersebut didukung dengan kesenangan masyarakat Jakarta yang memang sering menghabiskan waktu luangnya dengan berbelanja karena stress dengan pekerjaan dan lingkungannya. Baginya, jika memang ingin membuat Mal yang banyak, Jakarta bisa mencontoh negara-negara maju. "Kalo di negara maju, Mal itu satu komplek. Macem-macem disitu ada JC Penny, Boston, Sear. Ada 4 Mal sekaligus, jadi orang enak. Kita mau kemana aja jadi satu disitu" jelasnya.

Bagi Ibu Utiek, saat ini sarana yang belum ada di Jakarta adalah taman. "Kalo yang saya lihat itu yang kayak di Amerika, Australi, taman rumput gitu aja, tapi di taman itu sediakan fasilitas untuk minum umum, kemudian tempat buang sampah, tempat untuk istirahat kayak tempat duduk, jadi orang tuh bisa main, bisa makan, bisa piknik disitu, bahkan ada kamar mandi umummnya juga" jelasnya dan tempat tersebut harus ada di setiap komunitas perumahan.

No comments:

Post a Comment